Minggu, 26 Desember 2010

POSTING MIKROBIOLOGI 3

PROTOZOA
1. PENGERTIAN PROTOZOA
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek.
Karakeristik Umum Protozoa, Fagositosis (memakan partikel) dan Pinositosis (meminum cairan).
• Sel terbungkus plasmalemma/membran plasma, ada yang dilengkapi ektoplasma dan endoplasma
• Dapat hidup (bebas, komensal, mutualistik, dan parasit)
• Beberapa protozoa dikelompokkan sama dengan algae atau fungi, misalnya Euglena atau slime molds
• Reproduksi aseksual dan seksual
• Sebagian besar protozoa bersifat parasit dan memiliki dua bentuk, dalam keadaan yang sesuai bentuknya adalah Tropozoit, jika dalam keadaan ekstrim berbentuk Kista (cyst)

2. ARTI PENTING PROTOZOA
Protozoa berperan sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas dalam lingkungan akuatik. Sebagai contoh dalam perairan marin, zooplankton (organisme seperti hewan) adalah protozoa yang hidup dari fitoplankton (organism seperti tumbuhan) yang fotosintetik. Pada gilirannya mereka menjadi makanan bagi organisme-organisme laut yang besar. Hal mini dapat digambarkan sebagai berikut:


Energi cahaya fitoplankton zooplankton karnivora
(produsen primer) (konsumen primer) (konsumen sekunder)



Yang termasuk penting juga dalam keseimbangan ekologis pada banyak komunitas, baik dalam lingkungan daratan basah maupun dalam lingkungan akuatik, ialah protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri. Amaereka memanfaatkan substansi yang dihasilkanserta organism-organisme yang terlibat dalam tingkat dekomposisi akhir bahan organik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut




Ada beberapa protozoa yang menyebabkan penyakit pada binatang, termasuk manusia. Mereka itu berkembang biak didalam inangnya, kurang lebih sama seperti bakteri. Beberapa hanya hidup sebagai parasit obligat dan dapat menimbulkan penyakit kronis atau akut pada manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh protozoa pada manusia adalah amebiasis usus, penyakit tidur afrika, dan malaria.
Morfologi
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa bentuk lonjong atau membola, ada yang memanjang, ada pula yang polimorfik (mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang berbeda dalam daur hidupnya). Beberapa protozoa berdiameter sekecil 1µm, yang lain seperti Amoeba proteus, berukuran 600µm atau lebih. Beberapa ciliata yang umum mencapai ukuran 2.000µm atau 2mm, jadi dapat dilihat dengan mudah tanpa perbesaran. Sel protozoa yang khas terbungkus oleh membran sitoplasma. Banyak yang dilengkapi dengan laisan luar sitoplasma bagian, yaitu ektoplasma, yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam, atau endoplasma. Kebanyakan struktur selular terdapat dalam endoplasma. Setiap sel protozoa paling tidak mempunyai satu nucleus. Akan tetapi, banyak protozoa mempunyai nucleus bahurangkap (multiple nuclei) di sebagian besar siklus hidupnya. Pada siliata terdapat satu makronukleus besar dan satu mikronukleus kecil. Makronukleus mengawasi kegiatan metabolisme dan proses pertumbuhan serta regenerasi, sedangkan mikronukleus mengendalikan kegiatan reproduksi. Pelikel adalah lapisan yang meliputi membrane sitoplasma sel. Pada beberapa spesies amoeba pelikel ini merupakan lapisan yang tipis dan tidak kompak. Pelikel siliata tebal dan acapkali mempunyai lekukan-lekukan dan struktur yang beragam. Banyak protozoa membentuk struktur kerangka yang memberikan kekakuan kepada sel-selnya. Lapisan penutup yang longgar ini yang ada di sebelah luar pelikel dinamakan cangkang atau cangkerang (shell), terdiri dari bahan organic yang diperkuat dengan zat-zat organic seperti kalsium karbonat atau silika. Adanya pelikel, dan bukannya dinding sel, sebagai penutup merupakan salah satu cirri pembeda yang utama dalam kelompok protista. Banyak protozoa dapat membentuk sista, yang untuk sementara merupakan seludang. Dengan cara ini bentuk-bentuk vegetatif, atau trofozoit, melindungi dirinya terhadap bahaya dari alam sekitarnya, misalnya kekeringan dan kehabisan makanan atau keasaman perut dalam inangnya. Tingkatan perkembangan spesies-spesies parasitik yang dipindahkan ke inang yang lain selalu diseludangi oleh sista resisten.


Reproduksi
Protozoa berkembang biak melalui berbagai proses aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembagian sel. Anak-anak sel dapat berukuran sama atau tak sama. Jika ada dua sel anak, maka proses pembagiannya ialah pembelahan biner, jika terbentuk banyak anak sel maka berlangsung pembelahan bahurangkap (multiple fision). Pembelahan dapat terjadi melintang atau secara membujur sepanjang selnya. Bertunas (berkuncup), yaitu suatu bentuk reproduksi aseksual, juga umum. Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa. Konjugasi yang merupakan penyatuan fisik sementara ada dua individu dibarengi dengan pertukaran bahan nucleus, hanya dijumpai pada siliata. Beberapa protozoa mempunyai daur reproduksi yang rumit, sebagian dari padanya harus berlangsung dalam inang vertebrata sedangkan sebagian lagi harus terjadi dalam inang-inang lain. Sebagai contoh, banyak spesies tripanosoma menghabiskan sebagian daur hidupnya dalam system peredaran inang-inang vertebrata dan sebagian lagi dalam avertebrata pengisap darah, seperti misalnya serangga.
Fisiologi
Stadium vegetatif atau stadium trofik protozoa yang hidup bebas terdapat dalam semua lingkungan akuatik, pasir, tanah, dan bahan organik yang membusuk.
Bagi protozoa yang mempunyai pigmen fotosintetik (protozoa seperti ini oleh beberapa ahli biologi dianggap algae), cahaya itu perlu sekali. Tetapi galibnya protozoa itu nonfotosintetik. Beberapa protozoa memperoleh nutrien organik terlarut melalui membrane sitoplasma, sebagaimana bakteri. Protozoa yang lain adalah holozoik, artinya mereka menelan makanan sebagi partikel-partikel padat melalui rongga mulut. Makanan yang ditelan itu biasanya ialah bakteri, ganggang atau protozoa lain. Setelah ditelan makanan itu terkurung dalam vakuola dan substansi yang kompleks itu dirombak oleh enzim-enzim menjadi bentuk terlarut yang dapat diasimilasi. Bahan tertelan yang tidak terurai menjadi bentuk terlarut di dalam vakuola dapat dikeluarkan dari sel melaui pori anus atau dapat tetap ada di vakuola tadi, yang kemudian bergerak ke permukaan sel. Disitu vakuola tersebut pecah dan membuka untuk membuang kotoran itu dari dalam sel. Jikalu protozoa itu parasit, maka dapat hidup dari sel-sel inangnya dan zat alir jaringannya. Parasit itu bahkan dapat memasuki sel-sel inangnya, hidup dari sitoplasma dan nukleusnya. Akibat kegiatan ini, inang itu dapat mengalami keadaan patologis.
Kadang kala, interaksi itu dapat secara timbale balik memberi keuntungan kepada kedua organism yang berasosiasi itu. Asosiasi (hubungan) seperti emikian dinamakan mutualisme. Sebagai contoh, flagelata tertentu yang hidup dalam usus rayap dan mencernakan selulosa dalam kayu menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan rayap tersebut. Jika flagelata ini dihilangkan, maka rayapnya mati; kalau flagelatanya dibuang dari usus rayap, mereka juga mati. Jadi flagelata itu dilengkapi dengan lingkungan terlindung dan persediaan makanan. Kebanyakan protozoa merupakan aerob obligat atau anaerob fakultatif. Baru sedikit saja spesies anaerob obligat yang sudah dilaporkan.



C. KLASIFIKASI PROTOZOA
Menurut klasifikasi lama protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat
geraknya:
1. Rhizopoda (Sarcodina), alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu).
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia.Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba.
Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.

Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.

• Amoeba proteus
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
• Entamoeba histolityca
menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler
yang disebabkan Shigella dysentriae)
• Entamoeba gingivalis
menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
• Foraminifera sp.
fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak
bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
• Radiolaria sp.
endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
2. Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa nagel (bulu cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
• Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang)
- Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang)
- Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan
cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
• Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense.
Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa)
lalat Tsetse (Glossina sp.)
Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis  tsetse
sungai
Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans tsetse semak
- Trypanosoma cruzl penyakit chagas
- Trypanosoma evansi penyakit surra, pada hewan ternak
(sapi).
- Leishmaniadonovani penyakit kalanzar
- Trichomonas vaginalis penyakit keputihan
3. Ciliata (Ciliophora), alat gerak berupa silia (rambut getar).
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel
Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual.
Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contohnya:
Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual membelah diri, seksual konyugas contoh, Balantidium coli menyebabkan penyakit diare.
4. Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak
Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Pada Apicomplexa (Sporozoa), tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax, Gregarina.
Perkembangbiakan dengan cara pembelahan-mitosis Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara : Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan di ikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid. Seksual (Generatif), Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara : Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia Toxopinsma dan Plasmodium.
Jenis-jenisnya antara lain:
- Plasmodiumfalciparum malaria tropika sporulasi tiap hari
- Plasmodium vivax malaria tertiana sporulasi tiap hari ke-3
(48 jam)
- Plasmodium malariae malaria knartana sporulasi tiap hari
ke-4 (72 jam)
- Plasmodiumovale malaria ovale

Klasifikasi baru (sejak 1986) berdasarkan struktur sel di bawah elektron mikroskop :
 Phylum : Sarcomastigophora : Trypanosoma
• Sub-phylum Mastigophora
• Sub-pyhlum Opalinata
• Sub-pyhlum Sarcodina
 Phylum : Labyrinthomorpha : Labyrinthula
 Phylum : Apicomplexa: Toxoplasma
 Phylum : Myxozoa : Ceratomyxa
 Phylum : Microspora : Encephalitozoon
 Phylum : Ascetospora : Marteilia
 Phylum : Ciliophora : Balantidium
1. Sarcomastigophora
 Flagela, pseudopodia, atau keduanya
 Sub-phylum Mastigophora (flagela ada pada tahap dewasa)
o Kelas Phytomastigophorea: Flagelata yang mirip tanaman, mis. Euglena, Volvox
o Kelas Zoomastigophorea: flagelata yang tidak memiliki kromoplast, misal: Trichomonas, Trypanosoma
 Sub-phylum Opalinata : parasit
 Sub-phylum Sarcodina : pseudopodia
o Kelas Rhizopoda :misal Amoeba, Entamoeba
o Kelas Actinopoda : misal plankton
2. Labyrinthomorpha
• Kebanyakan hidup di laut
• Jumlah tidak banyak
• Parasit pada algae
• Contoh : Labyrinthula
3. Apicomplexa
 Apical complex : seperangkat organel terdapat pada daerah ujung sel)
 Pada tahap dewasa tidak ada flagela atau cilia Contoh : Plasmodium, Toxoplasma
4. Myxozoa
 Spora multisel, bentuk kapsul dengan satu atau lebih polar
 Parasit pada ikan dan invertebrata Contoh : Ceratomyxa, Myxidium
.
5. Microspora
 Parasit pada invertebrata dan vertebrata rendah
 Spora berdinding tebal yang mengandung suatu bahan infeksi atau sporoplasma ang berperan dalam proses invasi. Contoh : Encephalitozoon cuniculi, Enterocytozoon bieneusi
6. Ascetospora
 Parasit pada invertebrata dan sedikit vertebrata
 Spora multisel, tanpa kapsul atau filamen
 Seluruh spesiesnya adalah parasit Contoh : Marteilia, Haplosporidium
7. Ciliophora
• Ada cilia
• 2 jenis nukleus
• Heterotrof
• Vakuola kontraktil
• Contoh : Paramecium, Balantidium, merupakan parasit yang biasa menginfeksi babi, tikus, monyet, anjing, juga manusia
8. Parasit Helminths
• Termasuk parasit Metazoa
• Menginfeksi manusia, terutama di daerah tropis
• Terdiri dari dua Phyla : Platyhelminthes dan Nematoda
• Phylum : Platyhelminthes
Kelas Monogenea
Kelas Cestoda (contoh: Taenia)
Kelas Aspidogastrea
Kelas Digenea
• Phylum : Nematoda
Kelas Rhabditida
Kelas Strongylida
Kelas Ascaridida (contoh : Ascaris)
Kelas Oxyurida
Kelas Spirurida
Kelas Enoplida
VEKTOR
• Pada umumnya parasit protozoa maupun helminths masuk menginfeksi hewan dan manusia melalui vektor
• Umumnya vektor berupa serangga, seperti nyamuk, lalat, kutu, kumbang, ticks, dan moluska
• Infeksi (transmisi): hewan ke hewan, hewan ke manusia
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Berbagai jenis nyamuk, sebagai contoh, berperan sebagai vektor penyakit malaria yang mematikan. Pengertian tradisional dalam kedokteran ini sering disebut "vektor biologi" dalam epidemiologi dan pembicaraan umum.
Dalam terapi gen, virus dapat dianggap sebagai vektor jika telah di-rekayasa ulang dan digunakan untuk mengirimkan suatu gen ke sel targetnya. "Vektor" dalam pengertian ini berfungsi sebagai kendaraan untuk menyampaikan materi genetik seperti DNA ke suatu sel.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar